Tuesday, July 9, 2013

SEKILAS SEJARAH PORBIKAWA KARATE –DO INDONESIA



“PORBIKAWA”
( Persatuan Olah Raga Bela Diri Istikawa)

Didirikan oleh murid tunggal master Joshin Istikawa. Yaitu Tan Sing Tjay Soetikno. Pada tahun 1963 sejak berkembangnya pesatnya di tahun 1963 maka “Istikawa” JIU JITSU CLUB” tersebut diubah namanya untuk menyesuaikan dengan isinya yang ada saat itu maka maka dinamailah “PORBIKAWA” dari singkatan Persatuan Olahraga Beladiri Istikawa adalah pencatukan nama gurunya dengan mengingat jasa jasanya yang pernah menganjurkan agar Soetikno belajar teknik bela diri yang lain. Selain JIU JITSU Soetikno lebih mendapat mendapatkan pandangan luas dalam bidang seni beladiri karena ilmu yang mana pun saja, pasti akan terus berkembang tanpa hentinya seirama dengan kemajuan zaman PORBIKAWA. Telah mengembangkan berbagai teknik bela diri baru yang disesuaikan dengan bangsa Indonesia. Misalnya dengan mengombinasikan teknik teknik dari bela diri lain kedalam silabusnya, dan menciptakan teknik teknik baru yang lebih sesuai dengan situasi pembelaan diri di Indonesia sehingga disebut sebagai perguruan yang indipenden dan tidak terikat. Dengan tradisi dari Negara asal JIU JITSU (Jepang) pada perkembangannya JIU JITSU PORBIKAWA beraviliasi dengan karate.


FILOSOFI KEHIDUPAN SANG GURU BESAR
** Tan Sing Tjay (Soetikno) Pendiri/Guru Besar Porbikawa Karate-Do Indonesia **
Soetikno mengatakan bahwa kini dirinya telah berusia 52 tahun, ia menyatakan daya ingatnya sudah mulai melemah, demikian pula dengan fisiknya, oleh karenanya ia kini lebih suka tinggal disebuah pedesaan dan hidup secara sederhana, bahkan ia tidak ingin dikenal oleh masyarakat karena keahliannya.

 

Materi Bela Diri “Porbikawa” Di Bagi Menjadi 2 Bagian
1.      Materi umum
Berisikan materi yang pada umumnya dimiliki oleh bela diri kebanyakan yaitu pukulan, tendangan, sikap, tangkisan, rangkaian gerak, teknik pemecahan benda keras, teknik jatuhan (Okemi) teknik perkelaian.
Teknik bela diri umum di ambil sepenuhnya dari materi original ISHIKAWA KARATE dengan kata lain materi bela diri umum sama dengan teknik karate pada umumnya
2.      Materi khusus
Berisi materi yang tidak di punyai oleh aliran beladiri lain terutama aliran “KARATE” kami menyebutnya dengan istilah “GREEP” atau teknik kuncian. Greep merupakan rangkaian gerak beladiri praktis yang sangat berbahaya bagi lawan. Greep merupakan gerakan yang di padu pada ke 5 beladiri yang sudah kami sebut di muka “JIU JITSU, SILAT TIONGKOK, JUDO PENCAK SILAT DAN KARATE SERTA TINJU”.
Dalam greep mengandung unsur bantingan, patahan tulang, totokan, perkelahian senjata, teknik bergumul kuncian dan perkehalian curian. Inti dari greep adalah bagaimana dengan sekali gerakan kita bisa langsung mengalahkan lawan. Tanpa banyak mengeluarkan banyak waktu dan tenaga.
Greep merupakan materi wajib bagi seorang anggota “PORBIKAWA” untuk di kuasai teknik greep bagi PORBIKAWA adalah teknik rahasia karena teknik bahaya yang di kandungnya.
Pada tahun 1972 “PORBIKAWA” mendapat undangan dari kongres PORKI (belum FORKI) di Jakarta dan telah hadir 24 aliran. Seni beladiri “KARATE” se Indonesia. Konggres itu telah berhasil membentuk suatu wadah besar bersama yakni Federasi Olah Raga Karate Indonesia (FORKI) dan menampung seluruh aspirasi aliran dan PORBIKAWA berubah menjadi PORBIKAWA KARATE-DO INDONESIA hingga sekarang ini (KT).

Sunday, July 7, 2013

Interpretasi Analisa Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)

Bagi kalian yang bingung saat mengintepretasikan hasil analisa Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2), berikut saya sajikan contoh hasil analisa dari SPSS beserta intepretasinya :

Analisa ini didasarkan pada penelitian tentang pengaruh Motivasi siswa (X1) dan Disiplin Siswa (X2) terhadap Ketuntasan belajar Siswa (Y).

 


Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.937a
.878
.875
.168
a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan Siswa, Motivasi Siswa
b. Dependent Variable: Ketuntasan Belajar
 


Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R (koefisien korelasi) sebesar 0.937. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara motivasi siswa dan disiplin siswa terhadap ketuntasan belajar siswa.

Hal ini didasarkan oleh pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.

0,00 – 0,199    = sangat rendah
0,20 – 0,399    = rendah
0,40 – 0,599    = sedang
0,60 – 0,799    = kuat
0,80 – 1,000    = sangat kuat (Sugiyono, 2007)

 Hasil analisis koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel independent (motivasi siswa dan disiplin siswa) terhadap variabel dependen (ketuntasan belajar siswa) adalah sebesar 87,8%. Sedangkan sisanya sebesar 12,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan atau tidak dibahas dalam penelitian ini.


Sekian dulu pembahasan kali ini, sampai ketemu pada pembahasan berikutnya. Selamat mengerjakan karya ilmiah kalian… salam dari kami Kurnia Team (KT).

DUNIA TANPA UANG TUNAI

Dalam era digital ini kita bisa membeli barang-barang kebutuhan kita tanpa uang tunai, baik secara online via transfer ATM, kartu kred...